Wanita
terlalu banyak kalau harus kau cintai. Ssttt, jangan bilang-bilang pada yang lain ya, aku punya rahasia besar tentang
mereka.
“Ini,” sodornya dan pergi begitu saja. Ah, andai
kau tahu betapa hitam biji yang menatapku tadi. Ia terlihat gugup. Sangat
gugup.
“Ah, iya makasih..” kataku setengah teriak karena
ia sudah lumayan jauh didepan. Aku tak terbiasa memanggil nama wanita itu.
Sempat mengungkap tanya siapa pria beruntung yang akan menjadi kekasihnya
nanti, aku tak bisa memahami. Bukan aku. Aku tak kan sebodoh itu, menjadi
lelaki penunggu. Aku bukan pilihan, mungkin.