Tuesday, 23 August 2016

Dijodohin Ala-Ala Film India? Plis, Memilih Pasangan Hidup Itu Gak Sepele

*dimuat di Hipwee C

Oleh: Raihan Uliya

Ah, membahas perkara pasangan hidup memang nggak bakalan ada habisnya. Seakan-akan banyak banget poin yang harus kita bahas satu per satu. Apalagi tentang jodoh, jangankan siapa, kadang wujudnya pun tak tahu seperti apa.
Gara-gara kosakata ‘jodoh’ ini nih, kosakata ‘dijodohin’ akhirnya mencuat ke permukaan. Malah, bagi sebagian orang, ‘dijodohin’ tentu lebih seram dari semua film horor yang ada di muka bumi.

Kenapa bisa begitu?

Salah Nggak sih Kalau Cemburu?

*dimuat di Hipwee C

Oleh: Raihan Uliya

Sebenar-benarnya kata orang, cemburu itu tanda sayang. Apa iya?
Cemburu itu udah kayak makanan sehari-hari. Rasanya nggak afdol kalau sehari aja nggak cemburu lihat si dia bareng yang lain walau cuma ‘say hello’ doang.

Kamu tipe yang ini? Selamat, kamu terdampar di tulisan yang tepat.

Sebenar-benarnya kata orang, cemburu itu tanda sayang. Apa iya? Kalau kata saya, cemburu itu nandain kalau kamu benaran manusia atau bukan. Setiap manusia yang beriman, eh maksudnya yang punya perasaan pasti ngerti banget cemburu ini sebenarnya barang apa. Sayangnya, kadang cara kita menyikapinya ini nih yang bikin cemburu jadi nggak asyik sama sekali.

Nah, kesimpulannya, nggak ada yang salah dari cemburu, kok. Tos!

Dia Selingkuh, Kalian Putus, Yakin Nggak Mau Move On?

*dimuat di Hipwee C

Oleh: Raihan Uliya

Sampe elo harus cari-cari cermin sekeliling rumah, cuma buat ngaca dan ngumpat dalam hati, ‘See, kurang apa sih gue?’
Putus? Damn!
Rasanya akhir-akhir ini banyak petir yang menggelegar berkeliaran. Sampe elo harus cari-cari cermin sekeliling rumah, cuma buat ngaca dan ngumpat dalam hati, ‘See, kurang apa sih Gue?’

Guys, percaya deh, di mana-mana tuh nggak ada yang namanya putus rasa nastar durian, yang kalo udah putus terus elo bisa langsung baikan dan maaf lahir batin ala-ala lebaran. Plis, sampe lebaran ayam dan si ayam punya cicit seratus turunan juga nggak ada yang begituan. Ini bukan jamannya Adolf Hitler, yang kalo lo nggak suka, matikan si dia, kelar.
Tapi, kenapa elo masih nggak bisa move on?

Wednesday, 3 August 2016

Cerpen: LADANG

Foto oleh: hiddenmemory.blogspot.com
Oleh: Raihan Uliya

Wanita itu terlalu pendek. Bahkan aku tak tahu bagaimana ia bisa kupersilakan menduduki salah satu teratak di sebelah pohon sirsak kami –aku dan kau tahu siapa. Salahkan matahari. Kalau kutahan dua jam saja, aku bukan manusia lagi. Teriknya tak mengapa. Namun, ia malah suka mendidihi lalu-lalang udara yang tak sesejuk pagi tadi. Kutinggalkan wanita itu dan buru-buru memayungi kepalaku.