Friday 22 September 2017

Ketika Aku Bersamamu

Ketika aku bersamamu, lihatlah aku sebagai aku.
Aku adalah perempuan biasa
sangat suka jika kau manja dan kau pegang tanganku jika kita sedang menyebrang jalan di kota bersama
Perempuan tidak akan sepandai kau saat menentukan apa yang ingin ia lakukan, apa yang ingin ia makan, apa yang ingin ia beli, dan apa yang ingin ia katakan. Apalagi, apa yang harus ia rasakan ketika seseorang mengatakan sesuatu padanya.

Adalah aku, perempuan yang sama pula.
Bantu aku menentukan pilihan yang harusnya kupilih dan tegurlah jika aku benar-benar melakukan kesalahan.
Akulah perempuan yang tidak akan paham jika kau berbicara padaku dengan meninggikan nada suaramu. Aku tidak bisa mendengar jika kau meneriakiku. Aku tidak bisa mengeja ucapanmu jika kata yang kau ucapkan di luar kewajaranku: kasar.
Ketika aku bersamamu, lihatlah aku sebagai aku.
Tidak ada lagi sibuk-sibuk itu. Sebab saat itu, tanggung jawabku adalah memastikan bahwa kau betul nyaman berada di sebelahku.
Namun aku akan merasa sangat marah pada diriku sendiri jika kau terus menyinggungku dengan sibuk-sibuk yang tidak ada itu. Masa itu aku adalah gagal-gagal yang bersungai. Tebing-tebingku pecah. Ada kehidupan di dalam hatiku yang kebanjiran dan dipenuhi sampah-sampah ketakutan.
Ketika aku bersamamu, lihatlah aku sebagai aku.
Aku perempuan kelahiran desa kecil yang dingin. Setiap fajar sampai matahari sejengkal kepala, aku akan keluar rumah dan bernafas untuk melihat asap-asap keluar dari dalam mulutku. Aku lebih suka berjalan sebab akan ada banyak hal yang aku ingin lihat di sepanjang kanan dan kiriku. Ada banyak orang yang ingin sekali kubagikan kebahagiaan yang tidak sempat mereka dapatkan. Aku ingin orang lain merasakan kedamaian seperti yang kurasakan. Aku perempuan dengan banyak keinginan. Aku akan sangat bahagia jika orang lain bisa tersenyum dengan bebas.
Aku perempuan biasa. Suka Dahlia dan seekor kucing yang lucu. Suka kamu walau kamu benar ragu.
Ketika aku bersamamu, lihatlah aku sebagai aku.
Tidaklah aku berasal dari kota. Aku akan lebih suka membeli petai bakar dan menumis genjer. Aku bukan perempuan berpenampilan bak gadis-gadis yang kau sukai fotonya di instagram. Atau macam artis dan penyanyi yang kau timbun gambarnya di dalam gadget milikmu.
Setidaknya kau harus tahu, aku tidak akan membuatmu malu di depan siapapun. Aku adalah perempuan yang pandai memantaskan diri. Sangat pandai, jika kau belum tahu.
Ketika aku bersamamu, lihatlah aku sebagai aku.
Sungguh sungkan macam apapun kau tidak perlu. Adalah aku itu, tempatmu berlelah penuh peluh, pun menyandarkan kapal-kapal yang kau bawa pulang bersama cerita, kaca, air, dan ketidakpastian.
Ketika aku bersamamu, jadilah tenang.
Menetaplah jika kau benar nyaman tanpa apa-apa yang pura-pura.
Salam hangat,
Raihan Uliya

1 komentar:

Anonymous said...

hal-hal yang sering dilupakan pria saat bersama wanitanya, manis sekali :)

Post a Comment

Silahkan :)