Saturday 30 August 2014

Kau

Sampaikan salamku pada merpati-merpati yang tak kunjung lelah mengingat langit yang kunjung ber-ubah.
Sampaikan salamku pada nestapa nestapa paksa yang tak pernah sadar akan teriknya langit biru.
Kala hantu-hantu kemanusiaan ikut termakan,
bala tentara air langit mengguyur habis lampu kota,
merobek tangisan suka dibawah kuasa,
yang paling menelangsa,
jengah,
teruntuk kutukan yang datang entah dari istana mana,
melempar teka-teki pemeluk matahari,
pembakar lautan unggun sang purba,
kaukah itu?
Kaukah itu,
sosok pencabik mata,
pemasrah separuh luka?

Sang Malaikat bernada diseluruh penjuru dinding-dinding dosa.
Ha ha.
Leluconmu tentu pencipta madu-madu luka yang menganggap dirinya gula batu.
Ha ha.

Salam Hangat,
Raihan Uliya

1 komentar:

Anonymous said...

ciye, nyindir sape lu han? Haha, tapi gw suka (y)

Post a Comment

Silahkan :)