Sunday 11 October 2015

Ini perpustakaan?

Beberapa minggu terakhir, matahari mulai terasa lebih terik dari biasanya. Berdiam diri di perpustakaan kampus adalah pilihan paling tepat. Hari ini, bukan karena hasrat membacaku yang terlalu tinggi, hanya ingin menyendiri dipojok meja paling ujung sambil menikmati Wi-Fi gratis dan sekedar menyibukkan diri didepan layar beradiasi tinggi, notebook.

"Ceritakan aku, sesuatu,  tentangmu"

Sebentar, suara siapa itu?


Seseorang membisiki telingaku dari belakang. Kalau aku menoleh ke asal suara, bisa jadi wajah pemilik suara itu hanya tinggal beberapa senti dari wajahku. Kalau tidak menoleh, rasa penasaran yang berseliweran dikepalaku tentu menyebalkan. Ini bukan perasaan takut, hanya jantungku sepertinya terasa berdegup agak lebih cepat dari biasanya atau masalah darahku yang sedikit mulai terasa agak panas.

Ruangan ini mulai terasa agak pengap. Apalagi saat pria itu mulai mengambil posisi duduk dihadapanku. Menyilang kedua tangannya didepan dada seraya menatapku terlalu lama, terlalu dalam, terlalu tajam, terlalu diam. Bukan karena risih, hanya kurasa matanya terlalu hitam jika dibandingkan dengan mataku yang saat ini bingung harus melihat ke arah mana. Aku mengemasi barang-barangku. Ingin sekali rasanya menghirup udara segar diluar bangunan yang terkesan menyeramkan sejak beberapa menit lalu. 

Aku buru-buru.

Tapi aku kalah cepat saat pria berkumis tipis dengan rambut yang ia biarkan terjatuh disekitar matanya. Ia menarik pergelangan tanganku yang mulai memerah dan membiarkan punggungku menempel pada rak yang dipenuhi oleh buku-buku administrasi negara. 

"Aku serius, han"

"Aku nggak jatuh cinta sama seseorang yang belum tentu jadi jodohku."

"Kalau aku jodohmu?"

"Temui orang tuaku."

Percakapan itu terhenti. Kelasku menunggu lima belas menit lagi. Aku nggak main-main saat mengatakan kalau aku buru-buru.

Satu hal, perpustakaan kampusku mulai terasa menyeramkan.


Salam Hangat,
Raihan Uliya

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan :)