Friday 15 January 2016

Serius Ini Bukan Cerpen: Kak!

Sekedar, lewat, ya? Hoho


Kak!
Oleh Raihan Uliya

Bola matamu menghitam. Dinding-dinding kamar kita mencair. Kak, jangan marah. Sebentar saja kita tanya Mamak sampai besok. Kak, jangan bodoh. Kau pikir berapa umur Mamak?
Ah, dinginnya bukan main. Jangan pakai jaket. Jangan nyalakan api unggun. Jangan tengok ke belakang, Kak. Tiga jam lalu ada ombak laut di kamarku. Sungguh, ia bukan riak. Ia menggulung-gulung badanku. Tabrak dinding kiri, tabrak dinding kanan. Ia senanar matamu, mengombang-ambing tubuhku sampai gelap. Kamarku jadi basah, lembab.
Ah, basahnya bukan
main. Jangan pakai handuk. Jangan ada penghangat ruangan. Jangan tengok ke belakang, Kak. Tiga jam lalu di belakangmu, di sana, di belakang lemariku, ada gadis sesosokmu bermata delapan.
Jangan tanya apapun, Kak, karena aku tak pernah sembunyikan apapun darimu. Gadis itu matanya cuma dua, kok. Tapi lubangnya ada banyak. Empat lubang untuk satu mata. Kalau matanya ada dua, artinya empat ditambah empat. Jangan tanya lubangnya dari mana, Kak, karena ada aku yang akan beritahu kau tentang gadis bermata delapan.
Mari kuberi tahu, Kak. Tiga jam yang lalu, ia datang bersama ombak laut tadi. Salamnya tak terdengar, bibirnya apatis sekali merapal-rapal bahasa laut. Suaranya menusuk gendang telingaku, semakin kencang menguliti seluruh kulitku. Ia meremas-remas kemejanya. Ah bukan, ia meremas kemejaku. Lalu, dua puluh senti meter di depan wajahku, ia menjarum matanya, Kak. Kelopak paling kiri lebih dulu, rapat-rapat sampai kantong mata. Lalu kelopak lagi, kantong mata lagi, sampai habis. Menambal kancing berlubang empat per satu mata. Kak, aku bisik saja, ya. Jangan bilang pada Mak, itu kancing kemejaku.
“Diam, Sundari!”
Ah ya, aku lupa beritahu kau satu hal lagi. Bola matanya menghitam, Kak.
“Sundari! Sundari! Sundari!”
Jangan begitu, Kak!
BYUR!
“Sundari, bangun! Kamu ini piye tho? Ndak ada ayu-nya, heran!”
Ayo, Kak! Kita tanya Mak sama-sama.
“Mak, aku iki sekarang punya kakak di bekakang lemari!”
BYUR!
“Cah, ngawur kamu!”
“Mak, ‘kisah hitam’ itu apa?”


Medan, 31 Desember 2015

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan :)